Lompat ke isi utama

Berita

Diskusi Rutin Seri 5: Bawaslu Pacitan dan OKP Bahas Peran Strategis Perempuan dalam Pengawasan Pemilu

26 September

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Pacitan kembali menggelar Diskusi Rutin Seri 5 bersama pengurus dan/atau anggota perempuan organisasi kepemudaan dengan tema “Peran Strategis Perempuan dalam Pengawasan Pemilu 26 September 2025

Pacitan, 26 September 2025 – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Pacitan kembali menggelar Diskusi Rutin Seri 5 bersama pengurus dan/atau anggota perempuan organisasi kepemudaan dengan tema “Peran Strategis Perempuan dalam Pengawasan Pemilu : mewujudkam partisipasi setara dan demokrasi yang berintegritas ”. Forum ini digelar di Ruang Kantor Bawaslu Pacitan dengan narasumber Elis Susilowati dan Fitriyani. Masing adalah mantan ketua Panwaslu Kecamatan. Diskusi ini menjadi hal yang penting demi menggalakan pengawasan partisipatif terutama dikelompok perempuan.

Koordinator divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Pacitan, Agus Hariyanto, menyoroti tentang kesetaraan gender. Perempuan harus bisa bangkit, mampu menjadi pemimpin untuk masa depan.

“Perempuan bisa menjadi garda terdepan dalam menngawasi proses demokrasi. Kalian ini para perempuan yang tangguh untuk menjadi pemimpin masa depan,” ungkapnya.

Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Muhammad Nur, menyampaikan bahwa program yang diselenggarakan bawaslu kabupaten adalah untuk berbagai kelompok termasuk pada kelompok-kelompok perempuan.

“Program ini kita mulai sejak juni menyasar keberbagai kelompok, termasuk pada kali ini kelompok perempuan muda, yang harapannya dari dasar inilah kedepan bisa lebih menjangkau seluruh kelompok masyarakat” jelasnya.

Sementara itu, Elis susilowati dalam pemaparan materinya menyampaikan regulas-regulasi dan pemahaman terkait dengan kepemiluan.

“Undang-undang nomor 7 Tahun 2017 sebagai dasar kita dalam pemilu kemarin, dengan berbagai turunan peraturan-peraturan,” ujarnya.

Selain itu, Fitriyani menegaskan bahwa perempuan mendapat banyak peluang untuk menjadi penyelenggara pemilu dengan berbagai peraturan yang selalu memperhatikan keterwakilan perempuan. Sebagai generasi penerus bangsa kita tidak boleh takut untuk berproses.

"Kalau kita lihat memang lebih banyak laki-laki dalam dunia penyelenggaraan pemilu, tetapi kita tidak boleh putus asa karena secara kemampuan perempuan juga bisa", tegasnya

Diskusi yang dilaksanakan sangat komunikatif dengan berbagai pertanyaan mulai dari kesetaraan gender sampai kepemiluan yang inklusif.